Jatuh cinta itu mudah.
Semudah saat kita yang berumur 25 tahun mengerjakan PR matematika keponakan yang kelas 4 SD. Semudah saat kita tersenyum sewaktu berpapasan dengan orang baru yang melemparkan senyumnya terlebih dulu. Semudah membeli tiket harian berjaminan saat mau menaiki commuter line. Semudah saat berkenalan dengan temannya teman. Semudah saat menentukan berapa uang yang akan kita ambil di atm setelah tanggal gajian. Semudah berimajinasi hal-hal apa yang akan dilakukan nanti di masa depanmu dengan dia. Itu mudah. Semudah menyalakan kompor gas. Semudah mendengarkan cerita-cerita dari seseorang yang tampan, talkative, pintar, dan baik hatinya.
Yap, jatuh cinta itu mudah. Namun menahan agar tak jatuh cinta itu sulitnya luar biasa.
Sesulit saat memulai percakapan dengan orang baru yang pasif. Sesulit saat membuka pagar besi yang dililit rantai. Sesulit saat menunggu untuk mendapatkan apa yang dimau. Sesulit mengambil nafas saat pertama kali bertemu dalam sebuah janji makan siang. Sesulit saat berusaha terus menatap seseorang yang kau takuti ia tau kau jatuh cinta padanya. Sesulit menahan degupan jantung yang teramat ekstrim saat dia tersenyum. Sesulit saat menentukan menu makan apa yang mau kau pilih. Sesulit saat membukakan plastik air zam-zam dan menuangkan ke gelas kosong yang kau pinjam di restoran tempat kau dan dia makan siang. Sesulit kau membuka pintu mobil lalu memasang seat belt pertama kali di mobilnya. Sesulit kau berusaha untuk tetap bernafas saat dia mengantarmu pulang.
Jadi kamu mau pilih mana? Jatuh cinta yang mudah? Atau...
Monday, January 27, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar asik:
Post a Comment