Monday, October 12, 2015
Fiuuuhh, finally...
Tuesday, September 30, 2014
Monday, January 27, 2014
Mau yang mudah atau yang sulit, hayo...
Semudah saat kita yang berumur 25 tahun mengerjakan PR matematika keponakan yang kelas 4 SD. Semudah saat kita tersenyum sewaktu berpapasan dengan orang baru yang melemparkan senyumnya terlebih dulu. Semudah membeli tiket harian berjaminan saat mau menaiki commuter line. Semudah saat berkenalan dengan temannya teman. Semudah saat menentukan berapa uang yang akan kita ambil di atm setelah tanggal gajian. Semudah berimajinasi hal-hal apa yang akan dilakukan nanti di masa depanmu dengan dia. Itu mudah. Semudah menyalakan kompor gas. Semudah mendengarkan cerita-cerita dari seseorang yang tampan, talkative, pintar, dan baik hatinya.
Yap, jatuh cinta itu mudah. Namun menahan agar tak jatuh cinta itu sulitnya luar biasa.
Sesulit saat memulai percakapan dengan orang baru yang pasif. Sesulit saat membuka pagar besi yang dililit rantai. Sesulit saat menunggu untuk mendapatkan apa yang dimau. Sesulit mengambil nafas saat pertama kali bertemu dalam sebuah janji makan siang. Sesulit saat berusaha terus menatap seseorang yang kau takuti ia tau kau jatuh cinta padanya. Sesulit menahan degupan jantung yang teramat ekstrim saat dia tersenyum. Sesulit saat menentukan menu makan apa yang mau kau pilih. Sesulit saat membukakan plastik air zam-zam dan menuangkan ke gelas kosong yang kau pinjam di restoran tempat kau dan dia makan siang. Sesulit kau membuka pintu mobil lalu memasang seat belt pertama kali di mobilnya. Sesulit kau berusaha untuk tetap bernafas saat dia mengantarmu pulang.
Jadi kamu mau pilih mana? Jatuh cinta yang mudah? Atau...
Saturday, November 09, 2013
Tips makan sendirian di luar rumah
Belakangan ini kan banyak banget yah financial consultant yang muncul dan masuk ke dunia anak muda. Kenapa target mereka anak muda sih?
Karena, anak muda itu seneng banget ngabisin duit. Hahaha.
Dan sejauh penelitian gue, financial consulting itu nyaranin lo buat punya budget uang jajan mingguan. Jadi uang cash lo tarik dari ATM di hari senin. Bukan minggu apalagi sabtu. Tujuannya apa? Supaya kalo lo berencana main / jalan / makan di weekend, lo bisa maintain dari cash di dompet lo sejak awal minggu. Puasa puasa deh lo dari senin sampe jumat biar weekend nya bisa makan enak.
Tapi saran ini kurang efektif buat gue. Soalnya gue jarang main ke mall atau makan di luar rumah. Weekend gue mah gratisan, di rumah aja. Kalo nggak nonton dvd palingan baca buku. Yah kalo keluar rumah cuma lari pagi doang sama temen-temen.
Jadi, gue itu amat sangat bergantung sama yang namanya kartu ATM. Mr. Bean mah nyebutnya My Flexible Friend, karena kartunya bisa jadi alat pengoles butter di atas roti tawarnya. Hohoho.
Gue pemuja debit. Jajan yogurt sebotol di minimarket aja gue pake kartu prabayar. Dan kalo kepaksa makan di luar, gue secermat mungkin nyari tempat makan yang bisa pake kartu debit.
I don't like cash money. It was just made me lost the sober.
Makanya, keborosan gue itu gue rem dengan cara bawa uang maksimal 100 ribu aja di dompet.
Dan itu emang berguna banget buat gue. Sebulan gue cuma ambil uang cash sekali di ATM buat beli bensin, isi ulang kartu commuter line, naik kopaja, bayar parkir, belanja ke pasar. Selain itu, bye cash!
Irit atau makin boros? Kalo gue, cara begini lebih hemat 80% ketimbang punya cash di dompet.
Nah, jeleknya, lo seakan siapin tali buat gantung diri kalo aja kartu ATM lo ketinggalan.
Gue pernah. Sengaja makan sendirian di tempat agak mahal. Menunya? Jelas mahal. Olahan daging.
Pas mesen, giraaaaang banget bakal makan makanan enak. Pas makan, ada rasa yg aneh. Pas selesai dan mau bayar, ternyata ATM gue ketinggalan di rumah. Uang cash cuma 80 ribuan. Kurang.
Oke, thanks.
What to do? Telpon temen yg rumahnya sekitar situ dan ternyata dia lagi nonton di bioskop dan filmnya baru aja mulai.
Mampus. Makanan mau lo bayar pake apa hah? Transfer via mobile banking ke rekening karyawan situ? Mungkin aja. Tapi tengsinnya mak!!!!
Lo ganti sama pulsa? Mati aje lo.
Ternyata temen lo tadi minta tolong ke temennya yg lain buat nyamperin gue dan minjemin uang cash. Hahaha. Syukurlah.
Jadi, terinspirasi dari kebodohan gue makan sendirian di luar rumah itu, tersusunlah tips and tricks makan sendirian berikut:
Tips and tricks makan sendirian:
1. Makan di resto mahal? Sendirian pula? Lo harus mastiin lo bawa uang / kartu atm / kartu kredit. Kalo nggak ada 3 3 nya, die aja!
2. Coba tempat makan keren dan baru. Jadi kalo suatu saat temen2 lo ngajakin makan bareng dan diskusi mau makan dimana, lo bisa kasi rekomendasi tempat makan yg oke.
3. Makan menu yg sebelumnya lo belum pernah. Lebih beragam jenis makanan yang lo makan, lebih berkualitas food experience lo.
4. Karena lo sendirian, lo kan gak tau mesti ngobrol sama siapa. Nah, foto aja dulu makanan yg lo pesen trus posting di path atau instagram. Mungkin aja temen lo ngiler dan nyusul. Syukur2 naluri boss nya keluar dan nraktir lo. Hahaha
5. Enjoy your food!
Wednesday, July 31, 2013
Gangnam apa Ganglion, hayo?
Jadi gini, beberapa waktu lalu kan happening banget tuh yg namanya Gangnam Style, dimana-mana lagunya di setel, trus karaokean lagu itu, flash mob juga pake lagu itu.
Agak mual juga sih ya sama euphoria gangnam style itu. Sampai akhirnya Harlem Shake muncul ke permukaan, dan pudarlah masa-masa kejayaan PSY yg bikin sensasi lewat Gangnam Style nya itu.
But anyway, I'm not gonna tell you about the victory of Mr. PSY.
Saya mau share sedikit tentang Gang lain seperti gang senggol dan gang dol**. Ah bukan bukan!!!
Begini kak, setelah kembali ke kerjaan kantoran, tanpa aba-aba dan tanpa pre-alert notification, muncul sebuah benjolan kecil di punggung tangan.
Letaknya hampir mendekati pergelangan tangan. Ukurannya berdiameter 0.5 cm awalnya.
Ini apa yah? Namun saya biarin aja gitu, karena ada temen yg guru aerobik pernah begitu dan 2 minggu benjolan itu hilang sendiri.
Oke. Dibiarin.
Tik tok tik tok.
2 minggu berlalu. Masih ada. Nyut-nyutan.
1 bulan. Belum hilang. Tapi udah nggak nyut-nyutan.
2 bulan. Benjolan membesar dan memang nggak sakit.
2 bulan 2 minggu. Ganggu. Apalagi kalau lagi foto-foto. (Penting!!!)
Trus saya konsultasi via Path deh ke sahabat yg berprofesi sebagai dokter. Kenapa tidak bertemu langsung? Karena dia tinggal di Palembang. Hehe.
Dia bilang, itu namanya Ganglion. Sayapun di suruh ke dokter secepatnya.
Pergilah saya ke sebuah rumah sakit dekat rumah, jam 1 siang, sendiri, naik sepeda motor. Rencananya sih mau langsung buka puasa bersama teman-teman yg udah lama nggak ketemu.
Ternyata, bagian pendaftaran menyuruh saya untuk bertemu dokter kulit. Sialnya, dokter kulit merujuk saya langsung ke dokter bedah. Sudah pasti, saya dapat tagihan konsultasi dokter kulit sebesar 130 ribu. Asem sem sem.
Masuklah saya ke ruangan dokter bedah, blablabla saya dimarahin dokter tsb. "Kenapa perlu nunggu 2 bulan dulu baru ke dokter?" Saya jawab, "Teman saya guru aerobik pernah gini juga Pak Dok. Katanya udah biasa, ini gara-gara keseleo. Dan ilang sendiri kok seminggu dua minggu."
Dokter tsb langsung bilang "Ini jaringan persendian dan berkumpul tidak pada tempatnya. Awal mulanya karena keseleo dan terlalu capek. Tangan kiri mbak mungkin pernah bawa beban berat."
Saya jawab aja, "Beban apaan yah, beban hati saya kosong Pak. Belum ketemu jodoh.."
"Ini harus operasi mbak. Kapan siapnya?"
Hah?! Saya berasa seperti skip melintasi ruang dan waktu. Bengong.
"Lah kenapa mesti operasi sik?" Tanya saya agak shock.
"Iya mbak, cara ngilangin benjolan ini ya harus di bedah. Kalau di biarin bisa bahaya." Oh..
"Sekarang aja deh Pak, bisa?"
"Bisa."
Sendirian ngurus administrasi, nego biaya operasi dan deal. Oh iya, ini biaya sendiri loh bukan asuransi. Jadi harganya di pres seminimal mungkin.
Sekitar 45 menit kemudian saya di operasi.
Tangan masih di perban nih karena jahitannya belum kering. Doakan semoga saya cepat sembuh ya ;)
Tuesday, April 30, 2013
A Glance about Chernobyl
Ini film boring banget di awal, tapi jangan salah saudara-saudara, endingnya ngeselin abis.
Ah, pokoknya nonton aja deh. Pasti bawaannya pingin njemet-njemet sing nggawe film. Hahaha.
Kenapa judulnya Chernobyl?
Mungkin kalo kita baru kali ini denger namanya lucu yah. Eh tapi gak selucu keliatannya.
Chernobyl itu berasal dari Chornobyl Catastrophe.
Nah, itu apalagi Dew?
Jadi, itu nama dari sebuah bencana Catastrophic Nuclear yang amat sangat menyedihkan yang terjadi tanggal 26 April 1986 (Saya belum lahir loh) di Kota Pripyat, Ukraina.
Kota ini tuh diisolasi dan ditinggal gitu aja. Banyak yang bilang ini Dead Zone atau Ghost Town lah atau apalah ya karena kota ini tuh kosong. Gak boleh orang masuk kesitu apalagi tinggal di situ. Sampe sekarangpun, radiasi gamma bekas nuklir itu masih mencemari kota itu dan juga di sekeliling kota terisolasi itu.
Sebenernya, sebatas itu aja sih yang saya tau. Mau tau lebih banyak, boleh coba cek Chernobyl Disaster di Wikipedia aja ya..
Monday, April 15, 2013
Sidang Skripsi? Baiklah..
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya, manusia yang amat bersyukur dengan apa yang Allah SWT titipkan ke saya. Apapun itu.
Terutama rezeki yang Dia beri.
And I’m so grateful.
Saya bertanya ke keluarga tentang bagaimana kelanjutan pendidikan akademik saya? Saya ingin sekali kuliah. Saya juga ingin bekerja.
Orang tua menyarankan untuk mengambil kuliah malam.
Kalau di Jakarta, rasanya tidak mungkin. Kan saya sering lembur dan sistem kerja shift.
Semester pertama,tidak mudah. Saya hanya belajar lewat modul, buku-buku besar semua mata kuliah saya beli. Ujiannya bagaimana? Lancar kok. Hasilnya yang tidak lancar. Haha.
Saya ber-IP 2,3 saja. Sedih? Pasti.
Dan fix. Semester kedua saya resmi menjadi mahasiswa jurusan Penerjemahan Bahasa Inggris.
Thursday, March 07, 2013
Rumus asmara
Tidak perlu banyak perhitungan dalam mengambil keputusan untuk jatuh cinta.
Tidak perlu banyak alasan untuk jatuh cinta.
Tidak perlu banyak pertanyaan dalam mencari tahu jawaban bagaimana jatuh cinta.
Cukup satu yang di perlu, sebuah rumus.
Kamu + Aku = Kita
Tuesday, March 05, 2013
Perfect is..
Sempurna itu bukan berarti punya semuanya.
Punya pekerjaan yang oke? Punya pasangan yang mapan? Punya fisik bagus dan wajah aduhai? Punya sahabat-sahabat yang keren? Punya mobil built-in terbaru? Punya jaket atau sepatu Christian Louboutin edisi autumn dan spring terbaru? Punya kenalan orang terkenal? Atau punya beberapa flat di apartement eksklusif di Jakarta?
Untuk beberapa orang mungkin punya apa apa yang di atas yang saya sebutkan tadi itu bisa di bilang sempurna.
Namun tidak bagi saya.
Sempurna itu adalah di saat sesuatu bisa di terima dan di cintai dengan kondisi yang tidak sempurna.
Klise? Yap. Memang.
Saya tidak punya apa apa. Saya tidak sempurna. Namun ketika dia bisa mencintai saya dengan segala ketidaksempurnaan ini, saat itulah saya menjadi sempurna.
Tuesday, September 18, 2012
Saya kangen sama Bu Guru..
Mata pelajaran favorit saya adalah bahasa asing, terutama adalah bahasa inggris. Berhubung saya bersekolah di sekolah dasar Islam, mata pelajaran bahasa arab juga di pelajari sejak kelas 1.
Samar di dalam ingatan, hanya 1 guru yang mengajar kelas saya dan beliau mengajar semua mata pelajaran. Yap. Mulai dari matematika sampai ke bahasa sunda. Eh ya ya, benar! Bu Lutfiyah Mufidah mengajar semua pelajaran!
Beliau yang memperkenalkan boso londho alias bahasa inggris ke saya. Kalau kata ibuku, bahasa inggris itu luar biasa. "Ibuk iku seneng wi, lek ngerungokno uwong ngomong WAS WES WOS."
Bu Lutfi, dengan anggunnya memperkenalkan saya dengan They, We, I, You. (Di baca Dewiayu biar gampang di ingat).
Sontak seisi kelas ramai men-ciye ciye kan saya yang bernama Dewi dan di bilang ayu atau cantik oleh Bu Lutfi.
Ternyata, jatuh cintanya saya dengan Bu Lutfi cukup sampai di kelas 3 saja karena di gantikan dengan guru lain.
Sewaktu saya kelas 4, Bu Lutfi menikah dengan Pak Suparmin yang berprofesi sebagai satpam RS St. Carolus dan kita di undang!
Setahun kemudian, Bu Lutfi melahirkan anak pertamanya dan saya bersama 6 teman sekelas mengumpulkan uang membeli selimut bayi. Dengan tingkat kesoktauan maksimal, kami bertujuh sampai juga di rumah Bu Lutfi. Rumah petak satu-satunya yang berada di pinggir lapangan dan di samping sawah. Kami yang kebanyakan tinggal di perumahan merasa ada sesuatu yang harus diperbincangkan namun tidak kita bahas.
Sesampai di rumah, saya menceritakan kondisi Bu Lutfi kepada Ibu dan Bapak. Dengan cara yang amat bijaksana, ibu yang dulu adalah guru TK menjelaskan apa itu remunerasi dan kesejahteraan yang seharusnya bisa diperoleh para guru.
Saya yang saat itu berumur 10 tahun dan keterlaluan sok tau ini berkesimpulan: Guru gajinya sedikit.
Alhamdulillah selama di SMP saya di ajar dengan guru yang mampu menghipnotis saya untuk selalu pay attention di jam pelajaran beliau. Lucky me, it is English subject.
Saya secara resmi mencetuskan kalau bahasa inggris adalah mata pelajaran favorit saya dan itu berkat Bu Lutfi.
Kali ini, guru bahasa inggris saya juga perempuan. Namanya Bu Oki. Teman-teman takut sama Bu Oki karena beliau pembawaannya tenang namun tegas. Jadi jangan heran kalau beliau nggak segan buat mengusir murid keluar kelas pas ketauan ngobrol.
Entah kenapa, Bu Oki sering mengajak saya main ke rumahnya. Kalau kata anak-anak sih, saya itu anak emas karena memang selalu yang terbaik di pelajaran beliau. (Ah jadi malu sayah)..
Bu Oki pernah bertanya apa cita-cita saya dan saya jawab sekenanya. Jadi guru.
Bu Oki adalah motivator yang baik karena itu saya jadi lupa dengan kesimpulan masa SD kalau gaji guru itu sedikit.
Di SMA, guru bahasa inggris sayapun menakjubkan. Perempuan pula. Bu Nurhasanah namanya. Beberapa kali saya diikutkan lomba debat bahasa inggris mewakili sekolah.
Pernah satu hari beliau menjelaskan apa itu Sekolah dan Universitas Terbuka.
Selulusnya dari SMA, saya memutuskan untuk mendaftar di Universitas Terbuka jurusan Komunikasi. Saya pingin jadi tourist guide dan penyiar berita. Lagi-lagi saya bimbang apa cita-cita saya.
Namun, IP semester 1 saya cuma 2 koma dikit. Saya iseng main ke rumah Bu Nurhasanah dan curhat masalah IP. Tebak saja! Beliau menyarankan saya alih kredit ke jurusan bahasa inggris.
Dari ketiga guru favorit saya tersebut bisa dibuatkan diagram perbandingan berapa waktu dan tenaga yang di gunakan untuk membuat silabus, mengajar murid-murid yang hobi nawar dengan berapa nominal remunerasi yang di dapat. Apa setimpal?
Yap. Inilah saya. Seorang perempuan berusia 24 tahun yang meninggalkan pekerjaan kantor dengan fasilitas plus kesejahteraan dan memilih menjadi seorang guru bahasa inggris dengan remunerasi seadanya.
Terserah orang mau bilang apa.
Hidup kan pilihan. Namun menjadi guru itu adalah keputusan yang harus di pertanggung jawabkan. Ilmu yang di dapat dan di sampaikan kepada murid-murid itu priceless. Selalu kurang jika berbanding dengan gaji, berapapun itu.
Saya kangen Bu Guru..