Sore ini, saya duduk tepat di depan patung Merlion.
Berfikir keras apakah kamu layak untuk di pertahankan.
Seperti kamu menahanku saat aku mau selesaikan hubungan ini dengan sebuah tanda titik.
Ku nyalakan iPod ku. Memainkan sebuah lagu lama kesukaan guru SD ku di Jakarta dulu, Krisdayanti - Menghitung Hari.
Ah, semakin perih rasanya.
Ku perhatikan seorang anak kecil berusia 3 atau 4 tahun, yah mungkin seumuran anakmu membawa lolipop sedang berlari ke arah Merlion.
Kalau saja kamu mau meninggalkan Kuala Lumpur dan stay bersama anak laki-lakimu yang kamu titipkan ke ibumu di Jakarta, pasti aku tidak akan menggalau seperti ini di sini.
Lagu yang terputar secara acak di iPod touch yang kamu belikan dulu sebagai hadiah anniversary 1 tahun perkenalan kita memainkan lagu dari Rio Febrian - Bertahan.
Lho, tersadar jika lagu-lagu di dalam playlist ini amat sangat penuh dengan sindiran dan nyinyir.
Minggu depan aku kembali ke Jakarta. Bertemu kamu yang katanya mau bicara sesuatu. Penting.
Kamu tau nggak?
Aku belum beli tiket.
Now Playing: Travis - Marry me.
Aku tau kamu mau bicara apa. Beside I know that you are going to propose me..
And in other side I know it suddenly. Yes, it is!
Aku sudah tau sebenarnya kamu kenal dengan seseorang yang ku temui di sekitaran Kampong Glam dan sekarang menjadi teman satu flatku.
Dia Sabine, gadis cantik luar biasa blasteran Jerman-Arab yang memang sudah 5 tahunan tinggal di Singapore.
Dan ternyata kamu bukan hanya sekedar kenal dia, semakin tak percaya dengan perihnya kenyataan saat kusadari alasan mengapa kamu sama sekali tidak mau menemuiku di sini.
Aku sudah tau, Sabine itu mantan istrimu.
Ku matikan iPod menyedihkan ini karena sudah hampir maghrib, aku mau ke Sultan Mosque. Jalan kaki saja, tidak mau naik MRT.
Malu dengan penumpang lain kalau ketahuan aku menangis.
Berfikir keras apakah kamu layak untuk di pertahankan.
Seperti kamu menahanku saat aku mau selesaikan hubungan ini dengan sebuah tanda titik.
Ku nyalakan iPod ku. Memainkan sebuah lagu lama kesukaan guru SD ku di Jakarta dulu, Krisdayanti - Menghitung Hari.
Ah, semakin perih rasanya.
Ku perhatikan seorang anak kecil berusia 3 atau 4 tahun, yah mungkin seumuran anakmu membawa lolipop sedang berlari ke arah Merlion.
Kalau saja kamu mau meninggalkan Kuala Lumpur dan stay bersama anak laki-lakimu yang kamu titipkan ke ibumu di Jakarta, pasti aku tidak akan menggalau seperti ini di sini.
Lagu yang terputar secara acak di iPod touch yang kamu belikan dulu sebagai hadiah anniversary 1 tahun perkenalan kita memainkan lagu dari Rio Febrian - Bertahan.
Lho, tersadar jika lagu-lagu di dalam playlist ini amat sangat penuh dengan sindiran dan nyinyir.
Minggu depan aku kembali ke Jakarta. Bertemu kamu yang katanya mau bicara sesuatu. Penting.
Kamu tau nggak?
Aku belum beli tiket.
Now Playing: Travis - Marry me.
Aku tau kamu mau bicara apa. Beside I know that you are going to propose me..
And in other side I know it suddenly. Yes, it is!
Aku sudah tau sebenarnya kamu kenal dengan seseorang yang ku temui di sekitaran Kampong Glam dan sekarang menjadi teman satu flatku.
Dia Sabine, gadis cantik luar biasa blasteran Jerman-Arab yang memang sudah 5 tahunan tinggal di Singapore.
Dan ternyata kamu bukan hanya sekedar kenal dia, semakin tak percaya dengan perihnya kenyataan saat kusadari alasan mengapa kamu sama sekali tidak mau menemuiku di sini.
Aku sudah tau, Sabine itu mantan istrimu.
Ku matikan iPod menyedihkan ini karena sudah hampir maghrib, aku mau ke Sultan Mosque. Jalan kaki saja, tidak mau naik MRT.
Malu dengan penumpang lain kalau ketahuan aku menangis.